Bagi Tongam sirait, untuk menjadi seniman besar tidaklah harus hijrah ke ibu kota. Musisi sekaligus penyanyi asal Parapat yang sukses berkolaborasi dengan Viky Sianipar di album Nommensen ini mengibaratkan seniman seperti emas; walau ditaruh di dalam lumpur, akan tetap menjadi emas.
Tongam Sirait menjadi sangat populer di Pulau Jawa dan Sumatera, terlebih di ranah batak. Lagu-lagu ciptaannya di album Nommensen yang diprakarsai musisi besar Batak, Viky Sianipar, mampu terjual sekitar 50 ribu keping. Angka fantastis bagi musisi Batak yang baru eksis di album perdana.
Ketika ditemui di kediaman mertuanya di Onan Tiga Raja, Parapat, baru-baru ini, penampilan Tongam Sirait biasa saja; pakai kaos oblong ngepas. Saat itu, anaknya nomor tiga, Immanuel, yang berusia tiga setengah tahun, merengek minta dibelikan bola dan gitar mainan. ”Baru dope hutuhor bola nion alai ngaittor mabola i baen. Gitarna pe hutuhor do sian Tarutung alai iboan donganna: Baru saja kubeli bola sama dia tapi sudah pecah dibuat. Gitar yang kubeli dari Tarutung pun dibawa kawannya,” kata pria yang sempat ingin menjadi pemain sepakbola profesional, namun karena tak ’menjanjikan’ ia menekuni dunia musik yang sudah dikenalnya sejak di bangku sekolah dasar.